Minggu, 15 Januari 2017

MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERSEORANGAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Micro teaching



MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERSEORANGAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Micro teaching





Dosen Pengampu : Drs. Puji Khamdani, M.Si


Oleh:


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG
TAHUN AKADEMIK 2016
BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu pendekatan alternatif untuk praktik individual di dalam pelajaran dengan metode pengajaran langsung adalah penggunaan kerja kelompok kecil kolaboratif selama bagian reviu dan bagian praktik pelajaran tersebut.Metode ini  semakin populer di tahun-tahun terakhir ini, dan telah menarik minat banyak penelitian di sejumlah negara seperti misalnya Amerika Serikat (Slavin,1996). Tetapi, di negara-negara lain seperti Inggris, metode ini masih belum banyak digunakan. Di sebuah studi mutakhir di sekolah dasar, kami menemukan bahwa kurang dari 10 persen waktu mengajar digunakan untuk kerja kelompok) Muijis dan Reynolds,1999,2002).













BAB II
PEMBAHASAN

Sejumlah studi menemukan bahwa kerja kelompok kecil berhubungan positif dengan prestasi bila interaksi kelompoknya bersifat saling menghormati dan inklusif, dan berhubungan negatif dengan prsetasi dengan prestasi bila interaksi kelompok tidak saling menghormati atau tidak setara( Linn dan Burbules 1993;Battistich et al,1993). Ini tentu bukan berarti sesuatu yang given, karena banyak (khususnya murid-murid yang masih muda dan murid0murid dengan latar belakang yang sangat kurang menguntungkan) yang di temukan kurang memiliki keterampilan sosial yang di butuhkan untuk berinteraksi seacara positif dengan teman-teman sebayanya.
Jadi murid sering kali kurang memiliki sharing skills(ketrampilan berbagi), yang berarti bahwa mereka mengalami kesulitan untuk berbagi waktu dan materi dan dapat berusaha mendominasi kelompok .Masalah ini dapat dikurangi dengan mengajarkan ketrampilan  berbagi, misalnya dengan menggunakan teknik Round Robin di mana guru melontarkan sebuah pertanyaan dan mengintroduksikan sebuah ide yang meliki banyak kemungkinan jawaban.Selama tanya –jawab Round Robin murid yang pertama di minta untuk memberikan jawaban , lallu meneruskan  giliranya kepada murid berikutnya.Ini berjalan terus sampai seluruh murid mendapat kesempatan untuk berkontribusi.[1]
A.      Pengertian
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah salah satu bentuk mengajar klasikal yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan.
Dalam proses mengajar-belajar peranan guru tentu sangat penting. Segala tindakanya akan diwarnai oleh kepribadiannya. Apakah ia menunjukan dedikasi tinggi dalam melakukan profesinya dan senantiasa bersifat kritis terhadap dirinya untuk meningkatkan mutunya sebagai pendidik, apakah ia terbuka bagi ide-ide baru dan bersedia mangadakan percobaan ,apakah ia terbuka bagi ide-ide baru dan bersedia  dan berusaha mendekatkan diri kepada mereka untuk memahaminya, apakah ia menerima pribadi anak menurut keadaan masing-masing dan senatiasa memberi semangat belajar atau memupuk rasa percaya akan diri sendiri.
Faktor dalam mengajar ialah bahan pelajaran, guru, dan murid. Agar pelajaran  efektif, bahan pelajaran harus di pilih berdasarkan tujuan yang diuraikan sampai bersifat spesifik agar dapat di ukur keberhasilan proses mengajar-belajar.
Guru memegang peranan penting dalam kegiatan itu. Ia menentukan apakah proses belajar itu berpusat pada guru dengan terutama menggunakan metode memberitahukan ataukah berpusat pada murid dengan mengutamakan metode penemuan.Oleh sebab kedua metode itu tidak di dukung oleh penelitian empiris,teknologi pendidikan yang menginginkan agar proses belajar itu dapat dikontrol atau dikendalikan antara lain berusaha untuk menguraikan bahan pelajaran dalam urutan tertentu,sehingga pelajaran dilakukan secara sistematis langkah demi langkah sampai tercapai tujuan pelajaran.[2]
Dapat juga ketrampilan mengajar kelompok kecil diartikan sebagai tindakan gadik dalam konteks proses belajar mengajar yang hanya melayani 3-8 orang peserta.
Mengajar secara perorangan ialah kegiatan guru menghadapi hanyak siswa masing-masing mendapatkan kesempatan untuk bertatap muka dengan guru serta memperoleh bantuan dan bimbingan secara perseorangan.
Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kemampuannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan perlu dikuasai guru karena penerapannya dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda.
Selain itu, pembelajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kemungkinan terjadinya hubungan interpersonal yang sehat antara guru dengan siswa, terjadinya proses saling belajar antara siswa yang satu dengan lainnya, memudahkan guru dalam memantau perolehan belajar siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dapat menumbuh kembangkan semangat saling membantu, serta memungkinkan guru dapat mencurahkan perhatiannya pada cara belajar siswa tertentu sehingga dapat menemukan cara pendekatan belajar yang sesuai bagi siswa tersebut.
Keterampilan ini adalah keterampilan paling kompleks dan menuntut penguasaan keterampilan dasar mengajar yang lainnya.
Jadi, untuk menguasai keterampilan ini harus menguasai komponen-komponen keterampilan mengajar yang lain seperti keterampilan membuka dan menutup pelajaran, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, keterampilan bertanya, membimbing diskusi kelompok kecil, serta mengelola kelas. Jika tidak dapat menguasai berbagai macam keterampilan yang lain maka suatu kemustahilan mampu menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan per-orangan.

B.       Ciri-ciri Pembelajaran Kelompok Kecil
Menurut Drs. Udin S. Winata Putra dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar, ciri-ciri Pembelajaran Kelompok kecil dan perorangan antara lain :
1.         Terjadi hubungan yang akrab dan sehat antara guru-siswa dan siswa denga siswa
2.         Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara kemampuan dan minatnya sendiri
3.         Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya
4.         siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi, alat dan tujuan yang akan dicapai.
Dilihat dari ciri-ciri tersebut di atas, kiranya dapat digahami bahwa tidak setiap pengaturan kelompok kecil dan perorangan dapat disebut sebagai belajar dalam kelompok kecil dan perorangan. Misalnya dalam sebuah kelas setiap siswa mengerjakan latihan yang sama secara sendiri-sendiri dan guru hanya duduk di depan kelas tidak dapat disebut belajar perorangan.

C.      Peran Guru
Dilihat dari sisi guru, peran guru dalam tipe pembelajaran ini antara lain :
1.         Organisator kegiatan belajar mengajar
2.         Sumber informasi (nara sumber) bagi siswa
3.         Motivator bagi siswa untuk belajar
4.         Penyedia materi dan kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa
5.         Orang yang mendiagnosa kesulitan siswa dan memberi bantuan yang sesuai dengan kebutuhan siswa
6.         Pembimbing (konselor) terhadap kegiatan belajar siswa
7.         Peserta kegiatan belajar yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan peserta lain

D.      Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari:
1.         keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara:
a)    menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa,
b)   mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,
c)    merespon secara positif pendapat siswa,
d)   membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
e)    menunjukkan kesiapan untuk membantu,
f)    menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta
g)   berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.
2.         keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:
a)    memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya,
b)   memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,
c)    membentuk kelompok yang tepat, mengkoordinasikan kegiatan,
d)   membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
e)    mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.
3.         keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, yang ditampilkan dengan cara:
a)    memberi penguatan secara tepat,
b)   melaksanakan supervisi proses awal,
c)    melaksanakan supervisi proses lanjut, serta
d)   melaksanakan supervisi pemaduan.
4.         keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:
a)    membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
b)   merancang kegiatan belajar,
c)    bertindak sebagai penasihat siswa, serta
d)   membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendir

Keterampilan Membimbing Diskusi kelompok Kecil
1.         Pengertian Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Membimbing diskusi kelompok berarti suatu proses yang teratur dengan melibatkan kelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman mengambi keputusan .Drs.Muhammad Uzair Usman mengatakan bahwa diskusi kelompok kecil adalah peserta didik berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pembinaan guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan ,dilaksakan dalam suasana terbuka. Diskusi ini harus ada dalam proses pembelajaran .Tidak semua guru yang mampu melakukan diskusi dalam proses pembelajaran, justru itu perlu latihan.Ada beberapa komponen yang perlu di perhatikan dalam diskusi kelompok kecil antara lain :
a)        Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi.
b)        Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas, Menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberiakn informasi yang jelas.
c)        Menganalisa pendapat peserta didik ,antara lain menganalisis alasan yang dikeMukakan memiliki dasar yang kuat, memperjelas hal-hal yang telah disepakati.
d)       Meluruskan alur berpikir peserta didik, mencakup emngajukan beberapa pertanyaan menentang siswa untuk berpikir , memberikan contoh-contoh verbal, memberikan waktu untuk berpikir , dan memberi dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh perhatian.
e)        Meberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi ,terkait dengan meMancing semangat berpikir peserta didik, memberikan kesempatan kepada yang Belum berbicara, mengatur jalanya sidang diskusi, dan mengomentari pendapat Yang dikemukakan.
f)         Menutup diskusi, kegiatannya, membuat rangkuman hasil diskusi, menindaklanjut Hasil diskusi, dan menilai hasil diskusi.[3]
Tujuan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
1.         keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai berikut :
2.         Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan mereka
3.         Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi
4.         Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:80).
Komponen-komponen Keterampilan Membimbing Diskusi
1.         memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
·      Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
·      Kemukakan masalah-masalah khusus
·      Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan
·      Rangkum hasil pembicaraan diskusi
2.         memperjelas masalah maupun usulan/pendapat
·      Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelas
·      Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut
·      Menguraikan gagasan siswa dengan memberikaninformasi tambahan atau contoh-contoh  yang sesuai sehingga kelompok dapat memperoleh informasi secara lebih jelas.
·      Menganalisis pandangan/pendapat siswa.
3.         Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok. Dengan demikian guru hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut :
·      Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat
·      Menjelaskan hal-hal yang disepakati maupun yang tidak disepakati
4.         Meningkatkan usulan siswa
·      Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir
·      Memberikan contoh-contoh verbal yang sesuai secara tepat
·      Memberikan waktu untuk berpikir
·      Memberikan dukungan kepada usulan pendapat siswa dengan penuh perhatian.
5.         Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
·      Mencoba memancing usulan siswa yang enggan berpartisipasi dengan   mengarah langsung  secara bijaksana
·      Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada siswa yang pendiam terlebih dahulu
·      Secara bijaksana mencegah siswa yang suka memonopoli pembicaraan.
·      Mendorong siswa untuk mengomentari usulan temannya sehingga interaksi antar siswa dapat ditingkatkan.
6.         Menutup diskusi
Dengan bantuan para siswa, membuat rangkuman hasil diskusi.
·      Memberi gambaran tentang tindak lanjt hasil diskusi.
·      Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah tercapai (Mulyasa,   Hasibuan dalam Suwarna,2006:81).
·      Prinsip Penggunaan Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Prinsip-prinsip keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
1.         Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan kesediaan menghargai pendapat orang lain.
Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginanuntuk dikenal dan dihargai, dapat merasa aman dan bebas mengemukakan pendapat.
2.         Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
·      Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuanyang akan dicapai, minat dan kemampuan siswa
·      Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban yang tunggal
·      Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut
·      agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama sehingga mampu memberikan penjelasan dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa (Hasibuan, Wardani dalam Suwarna,2006:82).
3.         Pentingnya Guru Mengusai Keterampilan Mengajar
Kalau ditilik dari sejarah perkembangan profesi seorang guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari tugas orang tua: karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu sesuai dengan perkembangan zaman.
Dengan perkembangan teknologi yang akhir-akhir semakin pesat, seorang guru dituntut untuk lebih menambah kualitas ilmu dengan banyak belajar dari berbagai sumber ilmu yang dimiliki oleh guru harus diajarkan kepada siswa dengan keterampilan mengajar yang baik.
Selain pengetahuan ilmu yang harus ditambah, guru juga penting menguasai beberapa keterampilan mengajar, karena betapapun tingginya ilmnu yang dimiliki oleh seorang guru itu, jika tidak menguasai keterampilan mengajar, maka akan sulit bagi seorang siswa menyerap ilmu yang diberikan oleh guru tersebut. Adapun keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh seroang gurusalah satunya yaitu membimbing kelompok kecil


Evaluasi kelompok kecil
Langkah-langkah yang dilakukan dalam evaluasi kelompok kecil adalah sebagai berikut :
a.         Menjelaskan bahwa media yang digunakan berada pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk  menyempurnakannya.
b.         Memberikan pretest tentang materi yang dibuatkan medianya.
c.         Menyajikan media atau memberikan media untuk di pelajari oleh siswa secara mandiri dengan mencatat waktu penyajian atau waktu yang dibutuhka oleh siswa untuk mengerjakan tugas-tugas dalam media itu.
d.        Mencatat setiap respon atau umpan balik yang di munculkan siswa terhadap media itu, misalnya kata-kata yang kurang jelas, contoh yang tidak sempurna ,kesalahan penulisan ,urutan penyajian yang membingungkan, materi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, petunjuk yang kkurang jelas , dll.
e.         Memberikan posttest tentang materi tersebut.
f.          Membagikan kuisioner dan meminta siswa untuk mengisinya,serta melakukan diskusi tentang kelebihan dan kekurangan media yang diujicobakan dalam pembelajaran.
g.         Menganalisis info-info yang terkumpul dan selanjutnya dilakukan perbaikan.[4]


BAB III
PENUTUP

Dari penjelasan yang telah di papar kan di atas  maka dapat di ambil kesimpulan bahwa sanya dalam suatu praktek mengajar perlu adanya persiapan terlebih dahulu  dan salah satunya adalah seorang guru sebelum terjun langsung dalam pembelajaran yang sesungguhnya harus dapat menguasai pembelajaran yang kecil terlebih dahulu. Dalam mengajar kelompok kecil juga ada komponen-komponennya yang telah di jelaskan di atas.
Dan pada ahirnya penulis meminta kritik dan saran yang budiman supaya sempurnanya makalah ini.





                                                         



[1] Daniel Muijs & David Reynolds / EFFECTIVE TEACHING –Teori dan Aplikasi / Hal 81 - 83
[2] Prof.Dr.Nasution,M.A./ TEKNOLOGI PENDIDIKAN / HAL 50 - 51
[3] Drs. Zainal Asril, M.Pd. / Micro teaching / Hal  79 - 80
[4] Rasimin,M.Pd ,Imam subqi,M.S.I,Hanri eko saputro,M.S.I,Erni musyahadah,S.Pd/Media Pembelajaran / Hal 237 - 238

Tidak ada komentar:

Posting Komentar