MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERSEORANGAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Micro teaching
Dosen
Pengampu : Drs. Puji
Khamdani, M.Si
Oleh:
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG
TAHUN AKADEMIK 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu
pendekatan alternatif untuk praktik individual di dalam pelajaran dengan metode
pengajaran langsung adalah penggunaan kerja kelompok kecil kolaboratif selama
bagian reviu dan bagian praktik pelajaran tersebut.Metode ini semakin populer di tahun-tahun terakhir ini,
dan telah menarik minat banyak penelitian di sejumlah negara seperti misalnya
Amerika Serikat (Slavin,1996). Tetapi, di negara-negara lain seperti Inggris, metode
ini masih belum banyak digunakan. Di sebuah studi mutakhir di sekolah dasar,
kami menemukan bahwa kurang dari 10 persen waktu mengajar digunakan untuk kerja
kelompok) Muijis dan Reynolds,1999,2002).
BAB II
PEMBAHASAN
Sejumlah
studi menemukan bahwa kerja kelompok kecil berhubungan positif dengan prestasi
bila interaksi kelompoknya bersifat saling menghormati dan inklusif, dan
berhubungan negatif dengan prsetasi dengan prestasi bila interaksi kelompok
tidak saling menghormati atau tidak setara( Linn dan Burbules 1993;Battistich
et al,1993). Ini tentu bukan berarti sesuatu yang given, karena banyak
(khususnya murid-murid yang masih muda dan murid0murid dengan latar belakang
yang sangat kurang menguntungkan) yang di temukan kurang memiliki keterampilan
sosial yang di butuhkan untuk berinteraksi seacara positif dengan teman-teman
sebayanya.
Jadi murid
sering kali kurang memiliki sharing skills(ketrampilan berbagi), yang berarti
bahwa mereka mengalami kesulitan untuk berbagi waktu dan materi dan dapat
berusaha mendominasi kelompok .Masalah ini dapat dikurangi dengan mengajarkan
ketrampilan berbagi, misalnya dengan
menggunakan teknik Round Robin di mana guru melontarkan sebuah pertanyaan dan
mengintroduksikan sebuah ide yang meliki banyak kemungkinan jawaban.Selama
tanya –jawab Round Robin murid yang pertama di minta untuk memberikan jawaban ,
lallu meneruskan giliranya kepada murid
berikutnya.Ini berjalan terus sampai seluruh murid mendapat kesempatan untuk
berkontribusi.[1]
A. Pengertian
Keterampilan mengajar kelompok
kecil adalah salah satu bentuk mengajar klasikal yang memungkinkan guru dalam
waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok
dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan.
Dalam proses mengajar-belajar
peranan guru tentu sangat penting. Segala tindakanya akan diwarnai oleh
kepribadiannya. Apakah ia menunjukan dedikasi tinggi dalam melakukan profesinya
dan senantiasa bersifat kritis terhadap dirinya untuk meningkatkan mutunya
sebagai pendidik, apakah ia terbuka bagi ide-ide baru dan bersedia mangadakan
percobaan ,apakah ia terbuka bagi ide-ide baru dan bersedia dan berusaha mendekatkan diri kepada mereka
untuk memahaminya, apakah ia menerima pribadi anak menurut keadaan
masing-masing dan senatiasa memberi semangat belajar atau memupuk rasa percaya
akan diri sendiri.
Faktor dalam mengajar ialah bahan
pelajaran, guru, dan murid. Agar pelajaran
efektif, bahan pelajaran harus di pilih berdasarkan tujuan yang
diuraikan sampai bersifat spesifik agar dapat di ukur keberhasilan proses
mengajar-belajar.
Guru memegang peranan penting
dalam kegiatan itu. Ia menentukan apakah proses belajar itu berpusat pada guru
dengan terutama menggunakan metode memberitahukan ataukah berpusat pada murid
dengan mengutamakan metode penemuan.Oleh sebab kedua metode itu tidak di dukung
oleh penelitian empiris,teknologi pendidikan yang menginginkan agar proses
belajar itu dapat dikontrol atau dikendalikan antara lain berusaha untuk
menguraikan bahan pelajaran dalam urutan tertentu,sehingga pelajaran dilakukan
secara sistematis langkah demi langkah sampai tercapai tujuan pelajaran.[2]
Dapat juga ketrampilan mengajar
kelompok kecil diartikan sebagai tindakan gadik dalam konteks proses belajar
mengajar yang hanya melayani 3-8 orang peserta.
Mengajar secara perorangan ialah
kegiatan guru menghadapi hanyak siswa masing-masing mendapatkan kesempatan
untuk bertatap muka dengan guru serta memperoleh bantuan dan bimbingan secara
perseorangan.
Format mengajar ini ditandai oleh
adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan
siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan,
minat, cara, dan kemampuannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan
siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru
untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap guru dapat menciptakan
format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu
dan fasilitas yang tersedia. Keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan perlu dikuasai guru karena penerapannya dapat memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda.
Selain itu, pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
memberi kemungkinan terjadinya hubungan interpersonal yang sehat antara guru
dengan siswa, terjadinya proses saling belajar antara siswa yang satu dengan
lainnya, memudahkan guru dalam memantau perolehan belajar siswa, dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, dapat menumbuh kembangkan semangat saling
membantu, serta memungkinkan guru dapat mencurahkan perhatiannya pada cara
belajar siswa tertentu sehingga dapat menemukan cara pendekatan belajar yang
sesuai bagi siswa tersebut.
Keterampilan ini adalah
keterampilan paling kompleks dan menuntut penguasaan keterampilan dasar
mengajar yang lainnya.
Jadi, untuk menguasai
keterampilan ini harus menguasai komponen-komponen keterampilan mengajar yang
lain seperti keterampilan membuka dan menutup pelajaran, memberi penguatan,
mengadakan variasi, menjelaskan, keterampilan bertanya, membimbing diskusi
kelompok kecil, serta mengelola kelas. Jika tidak dapat menguasai berbagai
macam keterampilan yang lain maka suatu kemustahilan mampu menguasai
keterampilan mengajar kelompok kecil dan per-orangan.
B. Ciri-ciri Pembelajaran Kelompok
Kecil
Menurut Drs. Udin S. Winata Putra
dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar, ciri-ciri Pembelajaran Kelompok kecil dan perorangan antara lain :
1.
Terjadi hubungan yang akrab dan sehat antara guru-siswa dan siswa denga
siswa
2.
Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara kemampuan dan minatnya sendiri
3.
Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya
4.
siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh,
materi, alat dan tujuan yang akan dicapai.
Dilihat dari
ciri-ciri tersebut di atas, kiranya dapat digahami bahwa tidak setiap
pengaturan kelompok kecil dan perorangan dapat disebut sebagai belajar dalam
kelompok kecil dan perorangan. Misalnya dalam sebuah kelas setiap siswa
mengerjakan latihan yang sama secara sendiri-sendiri dan guru hanya duduk di
depan kelas tidak dapat disebut belajar perorangan.
C. Peran Guru
Dilihat dari sisi guru, peran
guru dalam tipe pembelajaran ini antara lain :
1.
Organisator kegiatan belajar mengajar
2.
Sumber informasi (nara sumber) bagi siswa
3.
Motivator bagi siswa untuk belajar
4.
Penyedia materi dan kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa
5.
Orang yang mendiagnosa kesulitan siswa dan memberi bantuan yang sesuai
dengan kebutuhan siswa
6.
Pembimbing (konselor) terhadap kegiatan belajar siswa
7.
Peserta kegiatan belajar yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan
peserta lain
D. Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan terdiri dari:
1.
keterampilan mengadakan pendekatan pribadi,
yang ditampilkan dengan cara:
a)
menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap
kebutuhan dan perilaku siswa,
b)
mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan
yang dikemukakan siswa,
c)
merespon secara positif pendapat siswa,
d)
membangun hubungan berdasarkan rasa saling
mempercayai,
e)
menunjukkan kesiapan untuk membantu,
f)
menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan
siswa dengan penuh pengertian, serta
g)
berusaha mengendalikan situasi agar siswa
merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.
2.
keterampilan mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:
a)
memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas,
dan cara mengerjakannya,
b)
memvariasikan kegiatan untuk mencegah
timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,
c)
membentuk kelompok yang tepat, mengkoordinasikan kegiatan,
d)
membagi perhatian pada berbagai tugas dan
kebutuhan siswa, serta
e)
mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.
3.
keterampilan membimbing dan memberi kemudahan
belajar, yang ditampilkan dengan cara:
a)
memberi penguatan secara tepat,
b)
melaksanakan supervisi proses awal,
c)
melaksanakan supervisi proses lanjut, serta
d)
melaksanakan supervisi pemaduan.
4.
keterampilan merancang dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:
a)
membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
b)
merancang kegiatan belajar,
c)
bertindak sebagai penasihat siswa, serta
d)
membantu siswa menilai kemajuan belajarnya
sendir
Keterampilan
Membimbing Diskusi kelompok Kecil
1.
Pengertian Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Membimbing diskusi kelompok berarti
suatu proses yang teratur dengan melibatkan kelompok peserta didik dalam
interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagi informasi
atau pengalaman mengambi keputusan .Drs.Muhammad Uzair Usman mengatakan bahwa
diskusi kelompok kecil adalah peserta didik berdiskusi dalam kelompok-kelompok
kecil di bawah pembinaan guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan
masalah atau pengambilan keputusan ,dilaksakan dalam suasana terbuka. Diskusi
ini harus ada dalam proses pembelajaran .Tidak semua guru yang mampu melakukan
diskusi dalam proses pembelajaran, justru itu perlu latihan.Ada beberapa
komponen yang perlu di perhatikan dalam diskusi kelompok kecil antara lain :
a)
Memusatkan
perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi.
b)
Memperluas
masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas, Menjelaskan
gagasan peserta didik dengan memberiakn informasi yang jelas.
c)
Menganalisa
pendapat peserta didik ,antara lain menganalisis alasan yang dikeMukakan
memiliki dasar yang kuat, memperjelas hal-hal yang telah disepakati.
d)
Meluruskan
alur berpikir peserta didik, mencakup emngajukan beberapa pertanyaan menentang
siswa untuk berpikir , memberikan contoh-contoh verbal, memberikan waktu untuk
berpikir , dan memberi dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh
perhatian.
e)
Meberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi ,terkait dengan meMancing
semangat berpikir peserta didik, memberikan kesempatan kepada yang Belum
berbicara, mengatur jalanya sidang diskusi, dan mengomentari pendapat Yang
dikemukakan.
f)
Menutup
diskusi, kegiatannya, membuat rangkuman hasil diskusi, menindaklanjut Hasil
diskusi, dan menilai hasil diskusi.[3]
Tujuan Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil
1.
keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai berikut :
2.
Siswa dapat
saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau
masalah yang harus dipecahkan mereka
3.
Siswa dapat
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi
4.
Siswa
terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan (Mulyasa, Hasibuan dalam
Suwarna,2006:80).
Komponen-komponen Keterampilan Membimbing Diskusi
1.
memusatkan
perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
·
Rumuskan
tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
·
Kemukakan
masalah-masalah khusus
·
Catat
perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan
·
Rangkum
hasil pembicaraan diskusi
2.
memperjelas
masalah maupun usulan/pendapat
·
Merangkum
usulan tersebut sehingga menjadi jelas
·
Meminta komentar
siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau
mengembangkan ide tersebut
·
Menguraikan
gagasan siswa dengan memberikaninformasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai sehingga kelompok dapat memperoleh
informasi secara lebih jelas.
·
Menganalisis
pandangan/pendapat siswa.
3.
Di dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok. Dengan
demikian guru hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan
cara sebagai berikut :
·
Meneliti apakah
alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat
·
Menjelaskan
hal-hal yang disepakati maupun yang tidak disepakati
4.
Meningkatkan
usulan siswa
·
Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir
·
Memberikan
contoh-contoh verbal yang sesuai secara tepat
·
Memberikan
waktu untuk berpikir
·
Memberikan
dukungan kepada usulan pendapat siswa dengan penuh perhatian.
5.
Menyebarkan
kesempatan berpartisipasi
·
Mencoba
memancing usulan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarah langsung secara bijaksana
·
Mencegah
terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada siswa yang
pendiam terlebih dahulu
·
Secara
bijaksana mencegah siswa yang suka memonopoli pembicaraan.
·
Mendorong
siswa untuk mengomentari usulan temannya sehingga interaksi antar siswa dapat
ditingkatkan.
6.
Menutup
diskusi
Dengan bantuan para siswa, membuat rangkuman
hasil diskusi.
·
Memberi
gambaran tentang tindak lanjt hasil diskusi.
·
Mengajak
siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah tercapai
(Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:81).
·
Prinsip
Penggunaan Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Prinsip-prinsip keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil
1.
Diskusi
hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginanuntuk dikenal dan dihargai, dapat merasa aman dan bebas mengemukakan pendapat.
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginanuntuk dikenal dan dihargai, dapat merasa aman dan bebas mengemukakan pendapat.
2.
Perlu
perencanaan dan persiapan yang matang
·
Topik yang
dipilih hendaknya sesuai dengan tujuanyang akan dicapai, minat dan kemampuan
siswa
·
Masalah
hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban yang tunggal
·
Adanya
informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut
·
agar para
siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama sehingga mampu memberikan
penjelasan dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa (Hasibuan,
Wardani dalam Suwarna,2006:82).
3.
Pentingnya
Guru Mengusai Keterampilan Mengajar
Kalau ditilik dari
sejarah perkembangan profesi seorang guru, tugas mengajar sebenarnya adalah
pelimpahan dari tugas orang tua: karena tidak mampu lagi memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu sesuai dengan perkembangan
zaman.
Dengan perkembangan teknologi yang
akhir-akhir semakin pesat, seorang guru dituntut untuk lebih menambah kualitas
ilmu dengan banyak belajar dari berbagai sumber ilmu yang dimiliki oleh guru
harus diajarkan kepada siswa dengan keterampilan mengajar yang baik.
Selain pengetahuan ilmu yang harus
ditambah, guru juga penting menguasai beberapa keterampilan mengajar, karena
betapapun tingginya ilmnu yang dimiliki oleh seorang guru itu, jika tidak
menguasai keterampilan mengajar, maka akan sulit bagi seorang siswa menyerap
ilmu yang diberikan oleh guru tersebut. Adapun
keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh seroang gurusalah satunya yaitu
membimbing kelompok kecil
Evaluasi kelompok kecil
Langkah-langkah yang dilakukan dalam evaluasi
kelompok kecil adalah sebagai berikut :
a.
Menjelaskan
bahwa media yang digunakan berada pada tahap formatif dan memerlukan umpan
balik untuk menyempurnakannya.
b.
Memberikan
pretest tentang materi yang dibuatkan medianya.
c.
Menyajikan
media atau memberikan media untuk di pelajari oleh siswa secara mandiri dengan
mencatat waktu penyajian atau waktu yang dibutuhka oleh siswa untuk mengerjakan
tugas-tugas dalam media itu.
d.
Mencatat
setiap respon atau umpan balik yang di munculkan siswa terhadap media itu,
misalnya kata-kata yang kurang jelas, contoh yang tidak sempurna ,kesalahan
penulisan ,urutan penyajian yang membingungkan, materi yang terlalu banyak atau
terlalu sedikit, petunjuk yang kkurang jelas , dll.
e.
Memberikan
posttest tentang materi tersebut.
f.
Membagikan
kuisioner dan meminta siswa untuk mengisinya,serta melakukan diskusi tentang
kelebihan dan kekurangan media yang diujicobakan dalam pembelajaran.
g.
Menganalisis
info-info yang terkumpul dan selanjutnya dilakukan perbaikan.[4]
BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan
yang telah di papar kan di atas maka
dapat di ambil kesimpulan bahwa sanya dalam suatu praktek mengajar perlu adanya
persiapan terlebih dahulu dan salah
satunya adalah seorang guru sebelum terjun langsung dalam pembelajaran yang
sesungguhnya harus dapat menguasai pembelajaran yang kecil terlebih dahulu.
Dalam mengajar kelompok kecil juga ada komponen-komponennya yang telah di
jelaskan di atas.
Dan pada
ahirnya penulis meminta kritik dan saran yang budiman supaya sempurnanya
makalah ini.
[4] Rasimin,M.Pd
,Imam subqi,M.S.I,Hanri eko saputro,M.S.I,Erni musyahadah,S.Pd/Media
Pembelajaran / Hal 237 - 238
Tidak ada komentar:
Posting Komentar