PENDIDIKAN ASRAMA ATAU PESANTREN
MEMBENTUK MANUSIA YANG INTELEKTUAL SECARA ISLAMI
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Ulangan Tengah
Semester (UTS) mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Puji Dwi Darmoko, M. Hum
SUNDARI YULIANINGSIH
(3130010)
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
(STIT) Pemalang
Tahun ajaran 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Madrasah merupakan suatu lembaga pendidikan islam saat ini yang
dianggap oleh masyarakat merupakan satu-satunya pendidikan yang ideal, bukan
hanya pendidikan umum saja yang diajarkan, akan tetapi pendidikan agama seperti
fiqh, Akidah akhlak, sejarah kebudayaan islam, bahasa arabpun diajarkan dan
sebagai mata pelajaran didalam pembelajaran.
Pada undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional telah digulirkan dan Peraturan-peraturan
pemerintah yang telah mengatur keberadaan madrasah telah diterbitkan. Berdasarkan
ketentuan perundangan ini maka madrasah, sejak dari tingkat ibtidaiyah sampai
dengan tingkat aliyah, ditempatkan dalam kedudukan yang sama dengan
sekolah-sekolah umum. Perbedaan terletak pada ciri khas islam yang dikenalkan
kepada sistem madrasah. Ini tentu lebih mengukuhkan filosofi untuk
mengkomodasikan kepentingan keagamaan dengan kepentingan kewarganegaraan.
Secara sah kita dapat menggatungkan harapan
agar putra-putri bangsa yang menjadi input madrasah diolah menjadi SDM yang
memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi secara memadai, serta
memiliki daya kreativitas yang tinggi pula. Pada gilirannya diharapkan kaum
terpelajar keluaran madrasah ini sanggup menjadi SDM Indonesia yang bisa
merespon masa depannya secara tepat.
Akan tetapi, pada saat ini harapan tersebut
belum terwujud, banyak output dari madrasah tidak sebaik sekolah umum, dalam
penguasaan materi pembelajarannya baik ilmu umum ataupun ilmu agama
setengah-setengah, mereka tidak mampu menguasai kedua-duanya, maka dari itu,
ada beberapa perguruan tinggi umum yang tidak mau menerima lulusan dari
madrasah, begitupula pada beberapa perusahaan tidak mau menerima pekerja
lulusan dari madrasah.[1]
Maka dari itu diperlukan format atau konsep
pendidikan islam yang mampu menciptakan output dan outcamp berkualitas, dalam
artian menguasai ilmu umum dan ilmu agama secara mendalam, sehingga mereka akan
dapat sejajar dan mendapat hak yang sama dengan lulusan sekolah umum, bahkan
lebih berkualitas dibandingkan mereka.
B. Rumusan Masalah
Pada makalah dibawah ini, ada bebrapa rumusan masalah
yang akan diuraikan:
1. Bagaimana Lembaga Pendidikan Islam yang
ideal?
2. Bagaiman Tujuan Pendidikan Islam yang ideal?
3. Bagaimana guru yang ideal?
4. Bagaimana pendidik atau guru yang ideal?
5. Bagaimana metode pembelajaran yang ideal?
6. Bagaimana sistem evaluasi yang ideal?
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah penulis
memberikan suatu gagasan atau ide yang dapat di pakai dalam membentuk
pendidikan islam yang ideal yang mampu menghadapi tantangan global.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Konsep, pendidikan,
islam dan pendidikan islam
1. Pengertian Konsep
Dalam kamus KBBI konsep adalah suatu proses, cara atau
rancangan.[2]
2. Pengertian Pendidikan
Secara etimologi pendidikan atau padagogie berasal dari bahasa
yunani, terdiri dari kata “PAIS” artinya anak, dan “AGAIN” yang artinya membimbing,
jadi paedagogi yaitu bimbingan yang di berikan kepada anak. Dalam bahasa arab dikenal dengan
istilah “tarbiyah”, berasal dari kata “raba-yarbu” yang berarti
mengembang, tumbuh.
Secara
defunitif pendidikan (padagogie) di artikan oleh paa tokoh pendidikan,
sebagai berikut:
a.
John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fondamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
b.
SA. Bratanata dkk
Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun
dengan cara yang tidak langsung untuk mrmbantu anak dalam perkembangannya
mencapai kedewasaan.
c.
Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa
anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
d.
Ki Hajar Dewantara
Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
e.
GBHN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.[3]
3. Pengertian
Islam
Islam merupakan agama Allah yang di turunkan kepada para Rasul atau
Nabi Adam As, sampai kepada Nabi atau Rasul Muhammad SAW, yang berisi ajaran
tentang tata hidup dan kehidupan manusia.
Agama Islam yang di turunkan kepada Nabi
Muhammad SAW adlah agam yang ajaran-ajarannya melengkapi atau menyempurnakan
ajaran-ajaran agama yang di bawa oleh para nabi-nabi sebelumnya. Agama islam
mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia
dengan alam sekitarnya yang menyangkut bidang aqidah, syari’ah dan akhlak
(iman, islam dan ihsan).
Ajaran islam memuat tentang hidup dan
kehidupan manusia seluruhnya, maka nama islam pemakainnya untuk agama yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Allah
berfirman:
¨bÎ) úïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 33
Artinya:
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. (Q.S Ali-Imron: 19)
Firman
Allah tersebut menyatakan bahwa islam sebagai agama adalah yang di bawa oleh
Nabi Muhammad SAW, karena agama-agama sebelumnya tidak berlaku lagi setelah turun
ajaran agama yang di bawa oleh Rasul.
Penegasan tersebut sesuai dengan firman
Allah SWT dalam Q.S Ali-Imran ayat 85:
`tBur Æ÷tGö;t uöxî ÄN»n=óM}$# $YYÏ `n=sù @t6ø)ã çm÷YÏB uqèdur Îû ÍotÅzFy$#
`ÏB z`ÌÅ¡»yø9$# ÇÑÎÈ
Artinya: Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi.(Q.S Ali-Imran: 85).[4]
4. Pengertian
Pendidikan Islam
Beberapa
pendapat dari para tokoh tentang definisi pendidikan islam:
a.
Drs. Ahmad Somad
Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum agama islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran isalm.
b.
Drs. Burlian Somad
Suatu pendidikan dikatakan pendidikan islam, jika pendidikan itu
bertujuan membentuk individu menjadi bercorak diri berderajat tertinggi menurut
ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran
Allah.
c.
Drs. Usman Said
Pendidikan agama islam ialah segala usaha untuk terbentuknya atau
membimbing atau menuntun rohani jasmani seseorang menurut ajaran islam.
d.
Drs. Abd. Rahman Shaleh
Pendidikan Agama Islam ialah segala usaha yang di arahkan kepada
pembentukan kepribadian anak yang merupakan dan sesuai dengan ajaran Islam.
e.
Dr. H. Zuhairini
Pendidikan agama berarti usaha-usaha secara sistematis dan
pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan
ajaran islam.
Adapun menurut hemat penulis, dengan memperhatikan faktor-faktor
pendidikan, maka definisi pendidikan islam adalah sebagai berikut:
Pendidikan islam ialah suatu aktifitas atau usaha pendidikan
terhadap anak didik menuju ke arah terbentuknya kepribadian muslim yang
muttaqiem.
Kepribadian merupakan bersatunya ajaran dengan dirinya atau
bercorak diri atau personaliti.
Kepribadian muslim adalah kepribadian yang memiliki nilai-nilai
agama islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai islam
dan bertanggung jawab sesuai nilai-nilai islam.
Muttaqiem adalah ornag-orang yang bertakwa kepada yang maha
pencipta, yaitu Allah SWT, sedang takwa artinya mentaati atau melaksanakan
segala perintah Allah dan menjauhi segala yang di larang-Nya, beramar ma’ruf
nahi mungkar.[5]
Jadi konsep pendidikan islam adalah suatu
format pendidikan islam, dari mulai lembaga, kurikulum maupun lainnya memiliki
basis islam atau landasannya adalah islam, yang akan membentk kepribadian
muslim yang muttaqin.
B. Konsep Pendidikan Islam yang Ideal
Menurut Gus Dur,
pendidik harus memiliki perpaduan antara corak kharismatik dan corak yang
demokratis, terbuka dan menerapkan manajemen modern. Guru juga harus
benar-benar memahami makna pendidikan dalam arti sebenarnya.[6]
Dalam
membentuk pendidikan islam yang ideal kita perlu memperhatikan beberapa hal,
yaitu:
1.
Model Lembaga Pendidikan
Model lembaga pendidikan pesantren
merupakan pendidikan islam yang ideal, akan tetapi untuk mengikuti perkembangan
zaman serta agar dapat menghadapi tantangan globalisasi perlu beberapa
pembaharuan dan penyesuaian yang harus dilakukan dalam pendidikan pesantren
tanpa harus meninggalkan esensi pesantren yang sesungguhnya.
a. Lembaga pendidikan formal
Dalam sebuah pesantren di perlukan sebuah
pendidikan formal berupa SD, SMP, SMP dan Perguruan tinggi. adalahyang mana
pada pendidikan tersebut para santri akan difokuskan pada ilmu umum atau sains
dan teknologi maupun bahasa asing.
b. Lembaga pendidikan non formal
Lembaga pendidikan non formal disini adalah
pendidikan yang difokuskan pada ilmu agama, pengkajian Al-Qur’an, kajian
kitab-kitab fiqh, kajian kitab kuning, nahwu sorof maupun hafalan Al-Quran dll.
Hal ini dikarenakan, selain menguasai ilmu umum, santri juga menguasau ilmu
agama. Agar antara IQ, EQ dan ESQ dapat seimbang.
2. Tujuan Pendidikan
Dalam suatu pendidikan harus memiliki
tujuan atau Visi dan Misi yang jelas baik dalam pendidikan formalnya maupun non
formal.
a. Tujuan Pendidikan Formal
Tujuan adanya pendidikan formal pada
pesantren ini, sebagai salah satu cara agar para santri dapat mengikuti
perkembangan zaman dan tidak gagap teknologi, agar kelak dapat bersaing dengan
lulusan sekolah pada umumnya.
b. Tujuan pendidikan non formal
Tujuan pendidikan non formal berupa madrasah adalah santri dapat
menguasai ilmu agama secara utuh, mendarah daging dan dapat mengaplikasikan
ilmu tersebut dalam segala hal, baik dalam dunia pendidikan, sosial maupun
dalam bernegara.
Dari tujuan pendidikan formal dan non formal diatas, diaharapkan dapat
mewujudkan terciptanya kualitas anak didik atau santri yang mempunyai kemampuan
“4 H”, yaitu head (aspek kognitif dan kecerdasan otak), heart (aspek afektif,
kecerdasan emosi dan spiritual), hand (aspek psikomotorik dan kecakapan teknis)
dan honor (aspek interaktif dan kecerdasan sosial).[7]
3. Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum pendidikan islam harus mengikuti
perkembangan zaman dan kondisi saat ini. Kurikulum pendidikan islam didesain
untuk memenuhi unsur-unsur pendidikan islam:
a. Al-Islah, Dapat memperbaiki kesalahan dan
kekurangan serta kelemahan siswa atau santri.
b. Al-Irsyad, dapat menunjukan pada
tujuan-tuuan Islam.
c. An-Numuwwu, dapat menumbuhkan kemampuan dan
potensi siswa atau santri.
d. At-Tathwir, dapat mengembangkan wawasan dan
kemahiran hidup.
e. At-Taujih, dapat mengarahkan pada ruang
lingkup kehidupan Islami.
Pendekatan yang digunakan dalam ruang lingkup tersebut dirancang untuk
dapat menjalankan fungsi-fungsi pendidikan untuk melahirkan peserta didik yang
siap kembang, siap didik, siap latih, siap kerja dan siap bersaing.[8]
4. Pendidik atau Guru
Bukan hanya lembaga dan kurikulum saja yang
perlu diperhatikan, akan tetatapi dalam membentuk suatu pendidikan islam yang
ideal diperlukan seorang pendidik atau guru yang memiliki intelektual yang
tinggi bukan hanya ilmu umum tetapi ilmu agama pula, bagus secara NAM, afektif,
kognitif dan psikomotorik. Menguasai 4 kompetensi guru (pedagogic, kepribadian,
sosial dan professional), memiliki sikap “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya
Mangun Karsa”.
5. Metode pembelajaran
Melihat perkembangan zaman dan IT, metode pembelajaran
harus berubah-ubah tidak ajeg, penggunaan media sangat diperlukan sebagi salah
satu alat penunjang untuk membantu dan mempermudah pembelajaran, antara metode
dan media yang tepat digunakan agar pembelajan berjalan secara efektif.
Terkait
pembelajaran, Gus Dur menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran di pesantren
harus mampu merangsang kemampuan berfikir kritis, sikap kreatif dan juga
merangsang peserta didik untuk bertanya sepanjang hayat. Ia menolak sistem
pembelajaran doktiner yang akhirnya hanya akan membunuh daya eksplorasi anak
didik.[9]
6. Sistem penilaian atau evaluasi
Evaluasi merupakan suatu alat ukur, untuk
mengetahuahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah di
ajarkan.
Gus dur mengemukakan sistem penialaian
yang ideal, dalam menilai, perlunya
pembinaan dan pelatihan-pelatihan tentang peningkatan yang berorientasi proses
(process oriented) yaitu, proses lebih penting daripada hasil.
Pendidikan harus berjalan diatas rel ilmu pengetahuan yang substantif. Oleh
karena itu, budaya pada dunia pendidikan yang berorientasi hasil (formalitas),
seperti mengejar gelar atau title dikalangan
praktisi pendidikan dan pendidik.[10]
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
KONSEP PENDIDIKAN ASRAMA ATAU PESANTREN MEMBENTUK MANUSIA ISLAMI, merupakan
suatu konsep pendidikan islam yang ideal, dimana di dalamnya terdapat lembaga
pendidikan formal dan non formal, yang memiliki kurikulum berpacu pada islam,
dari mulai pendidiknya, metode serta model evaluasi di buat mengikuti
perkembangan zaman yang mana diharapkan dapat menyelesaikan permasalah
pendidikan saat ini, konsep pendidikan ini diharapkan dapat membentuk peserta
didik yang memiliki IQ, EQ dan ESQ yang baik, outputnya dapat
mengaplikasikannya serta dapat bersaing dengan yang lainnya, baik dalam
prestasi, intelektual maupun dunia kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali,Abdul katar, http://sosioakademika.blogspot.co.id/2015/10/pemikiran-pendidikan-islam-kh.html.
E-KBBI.
Fadjar, Malik, Holistik Pemikiran
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005.
Pemalang, STIT (Agus Priyono), Jurnal Ilmiah
Madaniyah, Pemalang: STIT Pemalang, 2011.
Uhbiyati, H.
Abu Ahmadi dan Nur, ILMU PENDIDIKAN, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2001.
[3] H. Abu Ahmadi
dan Nur Uhbiyati, ILMU PENDIDIKAN, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2001),
cet. II, hlm. 70
[4] Ibid,
hlm. 109
[5] Ibid,
hlm. 111
[6] Abdul
katar Al-Ghazali, http://sosioakademika.blogspot.co.id/2015/10/pemikiran-pendidikan-islam-kh.html
[7] STIT
Pemalang (Agus Priyono), Jurnal Ilmiah Madaniyah, (Pemalang: STIT
Pemalang, 2011), hlm. 18.
bagus ..teruslah berlatih berkarya tanpa lelah
BalasHapus
BalasHapussilahkan kunjungi Jurnal Madaniyah Online di
http://journal.stitpemalang.ac.id/index.php/madaniyah/index